Feeds RSS

Minggu, 01 Maret 2009

Cinta

tak se-Simple Present Tense

sebuah essay perdana by. Gina Yunita “PenaHati”

www.senjasabtukelabu.blogspot.com


Huy guys…! Ngomong-ngomong bicara soal cinta, sebenarnya… cinta itu apa sich? Kok banyak ya, orang katakan istilah itu dengan mudahnya. Padahal dia saja belum tentu tau artinya, bahkan mungkin maknanya sekalipun. Menurut salah seorang guru bahasa Indonesiaku di es em u, katanya “Cinta itu egois”, kenapa? Karena istrinya semata yang mau dijadikan sebagai istrinya. Katanya, istrinya pernah mengatakan bahwa dia laki-laki yang paling tampan alias ganteng, maka si istri berani katakan “Aku cinta padamu, Mas”. Padahal menurut orang lain bahkan beliau sendiri, dirinya itu tak begitu tampan. Begitu menurut cerita pak guru bahasa Indonesiaku waktu itu.

Aku justru heran ketika aku tanya hal ini pada salah seorang temanku, katanya “Cinta itu buta”. Buta identik dengan gelap, tak terlihat apa-apa. Gelap identik dengan hitam. Hitam identik dengan kesesatan. Maka dia berkesimpulan bahwa cinta yang ketika itu ia hadapi adalah sesat. Dia pernah mencintai seseorang yang selama ini ternyata tak disangka adalah seorang “pecundang sejati”. Kekasihnya pernah mengajak dia pacaran sembunyi-sembunyi ato istilah kerennya tuh “Backstreet”. Pacarnya selalu bilang ‘ I Love You’, eh… temenku malah makin menjadi deh kesem-sem sama cowok gombal itu. Mereka pacaran tanpa sepengetahuan ortu dari kedua belah pihak. Maka pantas saja hubungan mereka kurang pengawasan. Padahal menurut kaca mata islam pun hal ini adalah sebuah dosa besar. Namun temenku yang kini telah berjilbab, akhirnya sadar diri. Ternyata telah begitu lama dirinya bohongi ortunya. Rasa sesal semakin menjadi. Lambat laun dia lebih memilih cinta yang lebih hakiki, yaitu cinta kepada Rabb, sang Penguasa Alam.

Nah, kalo aku boleh berpendapat Cinta itu ternyata tak se-Simple Present Tense. Cinta itu begitu Ribet! Kata orang Cinta itu harus ada pengorbanan, perjuangan, dan pengertian. Tapi mana? Ketika aku mencoba untuk berkorban, berjuang, dan menaruh perhatian, apa yang terjadi? Semuanya tak terbalas! Dan apa yang aku harap pun tak terjadi sama sekali. Dan ternyata pembaca yang budiman, cintaku bertepuk sebelah tangan. Sakiiiiiiiit....!

Padahal menahun sudah perasaan cintaku berakar dan semua itu berawal dari persahabatan. Bulsit dah semua itu! Dalam konteks ini aku nggak percaya apa itu “sahabat” apalagi “cinta”. Semuanya hanya “ilusi” bahkan “mimpi siang” yang memang tak akan pernah nyata keberadaannya.

Huuhh…..!

Yang buat aku nyaman, tenteram, dan bahagia adalah ketika aku mengenal Cinta yang hakiki, Cinta yang dijamin akan dibalas atas pengorbanan dan perjuangan kita. Cinta itu adalah Cinta hakiki kepada Sang Khalik…

Hanya untuk-Mu rasa Cintaku, Rabb…untukmu ibu, ibu, ibu, ayah yang ada di sana, ketiga pahlawanku, sahabat-sahabat yang teruji kualitasnya, I Love You all so much…!

Wherever… and whenever…

Thanks.


2 komentar:

septemberboy_z mengatakan...

subhanallah,luar biasa sekali ketila kita sadar tentang hakikat cinta yang sebenarnya.terus berjuang demi cinta,,,,,,,,,,chayoO

bagas prakoso mengatakan...

memang benar kalau kita bicara tentang hakekat cinta manusia di dunia ini, seperti itu.
wuiih..., jadi pingin buat lagu bertemakan "hakekat cinta....
hmmmhmm.......