Feeds RSS

Minggu, 01 Maret 2009


Catatan Malam

08.45

Mengapa begitu mudah orang katakan Cinta,,Mengapa begitu mudah, orang menanggalkan Cintanya,,dan tak lama kemudian mereka pun begitu mudah memakai Cinta yang lain.

Sedangkan aku, begitu terlalu dalam memendam rasa cinta ini,, bertahun-tahun hati ini hanya ditempati bayangan dirinya yang tak mungkin aku dapatkan.

Aku ingin berlari dari semua ini. Paling tidak aku akhiri perasaan ini. Namun hatiku tetap menjerit untuk katakana “tidak, aku masih harus mengejar kepastian cintamu”.

Dia tidak tahu, betapa rapuhnya hati ini saat aku harus menyapanya, berbicara dengannya, yang dia sendiri tidak tau bahwa ku begitu mengharapkannya,,

Aku, tuliskan semua ini dengan linangan air mata. Aku terlalu rapu hadapi semua ini.aku menjerit ketika aku memng adadalam ketidakpastian. Aku harapkan, linangan air mata ini bantu aku sampaikan risau jiwaku,,

Di satu sisi aku ingin berucap apa yang ku rasa selama ini, namun di sisi lain aku harus pertim bangkankembali masa depanku. Aku pikir untuk apa aku harus mengharapkan sesuatu yang mustahil terjadi bahkan terbalas?!

Ketidakpastian ini membuat aku ragu untuk membuka hati untuk orang lain, aku begitu takut jika saat ku mencoba untuk itu, tak lam kau membalas rasa,,




Dewi Angin


Aku ingin sebagian dari diriku ada di sana

Membuatmu kekar

Dan membuatmu nyaman


Aku ingin separu nafasku ad di sana

Seperti semilir angin di setiap musim

Yang merayu segala kesepian,

Merajut kebahagiaan


Aku inginkan bara debar hatiku ada di sana

Seperti cahaya

Yang mampu menembus ke setiap sudut


Aku ingin menikmati indah senyum mahalmu,

Merebah seperti mawar yang lincah merekah


Aku cukup berani inginkan dirimu

Untuk membawaku menjadi pendamping syahdumu

Kan aku jadikan kau pangeran Laut Biruku

Dan kuhembuskan semilir angin

Membelaimu,

memanjakanmu

apa???

Mondar

Mandir


Aku berjalan lurus ke arah Timur

Di sana, sejenak aku duduk di atas kursi kayu

Begitu tua, menjelang kerapuhan

Lalu aku berdiri,

Kepalaku tertunduk kaku

Aku sempat mengigit ibu jariku,

menggaruk kepalaku yang tak gatal sedikitpun

aku berjalan ke arah kiri,

lalu ke kanan,

lalu ke kiri lagi,

ke kanan,

ke kiri,

sempat ke depan,

namun ke belakang lagi

Enggan

Kuayunkan langkah kaki ke arah kanan,

lalu ke arah kiri

sudah saatnya aku harus menengok jam

yang menempel di pergelangan tanganku

sudah setengah jam” gumamku

Aku tengok kanan dan kiri,

ternyata sudah tidak ada temat yang kosong

Semua orang harus antri

WC penuh harap antri..!”

Padahal….



29 January 2009

jadi gimana?

Lupa!

Aduh!

Hari ini beta mau buatkan puisi,

tapi sayang ,

inspirasinya terlupakan…

“forget, so I’m confused”


O i a...!

Aku ingat,

tapi,

apa judulnya ?????
duch! benar-benar lupa!

lupa!

lupa!

lupa!


Sumpah!

aku lupa!

tadinya i…n…g…a…t…!

tapi lupa lagi!

memang mudah diingat,

tapi apa daya sekarang sudah lupa lagi!


Sunday, February 08, 2009

At 10.00 p.m.

siang vs malam

Siang Vs Malam


Dalam sehari, tentunya ada siang, ada malam

Siang itu terang,

Malam itu gelap,

Mereka tak pernah bertengkar.

Selalu rukun, tak pernahberucap sekeras ucapan mereka hari ini,


Hari ini,

Siang berkata : “ Aku ingin seperti kamu,Lam”.

Malam pun menjawab: “ kenapa gerangan inginkan seperti aku yang gelap gulita?”.

Siang : menjadi malam itu indah,walaupun gelap namun ditemani dengan kedipan mata-mata bintang ciptaan Ilahi yang kilauannya tiada yang menandingi.

Malam: ya, syukur nikmat kepada Ilahi aku panjatkan. Demikian juga yang aku rasakan. Namun terkadang aku pun ingin berada di tempat kilau cahaya seperti siang, dapat menyinari berjuta bunga untuk tersenyum..

Siang: Ah,ada-ada saja kau ini..

Malam: Aku pernah mengeluh menjadi malam,,

Siang: mengapa?

Malam: mereka sepertinya takut akan kehadiranku yang gelap gulita. Mereka sepertinya membenciku, gara-gar aku mereka tidak bisa bekerja layaknya di siang hari. Bahkan mereka melupakanku, kebanyakan seluruh umat malah tertidur di tengah kehadiranku. Aku sedih,,

Siang: ya nggak bisa gitu donk…Siang itu juga butu proyek,bahkan malam itu indah, teduh, dan sang malaikat pun sering hadir ke bumi ketika kamu bekerja. Sebaliknya aku, memang aku i9ni terang, aku justru ingin menangis. Karena ketika aku bekerja, aku berkawan dengan matahari. Aku terkadang menyalahi dia dan diriku sendiri. Mengapa? Gara-gara aku dan matahari, banyak para bidadari bumi terkena flek hitam pada kulit wajah mereka. Aku seakan mendzalimi mereka…

Malam: oh..aku jadi terharu..

Nanti tolong bilang sama Matahari untuk tidak terlalu memperlihatkan dirinya di bumi, cukup meliht di balik awan saja,,!

Siang : iya Lam,nanti saya sampaikan. Yah, memang kita hany menjadi pesuruh Ilai. Dia telah mengatur kita untuk menjaga bumi.

Malam : iya ya,,

Siang: ya iya lah,,masa ya iya dwonk!

hehehe,,,iseng ach,,,!!

Cinta

tak se-Simple Present Tense

sebuah essay perdana by. Gina Yunita “PenaHati”

www.senjasabtukelabu.blogspot.com


Huy guys…! Ngomong-ngomong bicara soal cinta, sebenarnya… cinta itu apa sich? Kok banyak ya, orang katakan istilah itu dengan mudahnya. Padahal dia saja belum tentu tau artinya, bahkan mungkin maknanya sekalipun. Menurut salah seorang guru bahasa Indonesiaku di es em u, katanya “Cinta itu egois”, kenapa? Karena istrinya semata yang mau dijadikan sebagai istrinya. Katanya, istrinya pernah mengatakan bahwa dia laki-laki yang paling tampan alias ganteng, maka si istri berani katakan “Aku cinta padamu, Mas”. Padahal menurut orang lain bahkan beliau sendiri, dirinya itu tak begitu tampan. Begitu menurut cerita pak guru bahasa Indonesiaku waktu itu.

Aku justru heran ketika aku tanya hal ini pada salah seorang temanku, katanya “Cinta itu buta”. Buta identik dengan gelap, tak terlihat apa-apa. Gelap identik dengan hitam. Hitam identik dengan kesesatan. Maka dia berkesimpulan bahwa cinta yang ketika itu ia hadapi adalah sesat. Dia pernah mencintai seseorang yang selama ini ternyata tak disangka adalah seorang “pecundang sejati”. Kekasihnya pernah mengajak dia pacaran sembunyi-sembunyi ato istilah kerennya tuh “Backstreet”. Pacarnya selalu bilang ‘ I Love You’, eh… temenku malah makin menjadi deh kesem-sem sama cowok gombal itu. Mereka pacaran tanpa sepengetahuan ortu dari kedua belah pihak. Maka pantas saja hubungan mereka kurang pengawasan. Padahal menurut kaca mata islam pun hal ini adalah sebuah dosa besar. Namun temenku yang kini telah berjilbab, akhirnya sadar diri. Ternyata telah begitu lama dirinya bohongi ortunya. Rasa sesal semakin menjadi. Lambat laun dia lebih memilih cinta yang lebih hakiki, yaitu cinta kepada Rabb, sang Penguasa Alam.

Nah, kalo aku boleh berpendapat Cinta itu ternyata tak se-Simple Present Tense. Cinta itu begitu Ribet! Kata orang Cinta itu harus ada pengorbanan, perjuangan, dan pengertian. Tapi mana? Ketika aku mencoba untuk berkorban, berjuang, dan menaruh perhatian, apa yang terjadi? Semuanya tak terbalas! Dan apa yang aku harap pun tak terjadi sama sekali. Dan ternyata pembaca yang budiman, cintaku bertepuk sebelah tangan. Sakiiiiiiiit....!

Padahal menahun sudah perasaan cintaku berakar dan semua itu berawal dari persahabatan. Bulsit dah semua itu! Dalam konteks ini aku nggak percaya apa itu “sahabat” apalagi “cinta”. Semuanya hanya “ilusi” bahkan “mimpi siang” yang memang tak akan pernah nyata keberadaannya.

Huuhh…..!

Yang buat aku nyaman, tenteram, dan bahagia adalah ketika aku mengenal Cinta yang hakiki, Cinta yang dijamin akan dibalas atas pengorbanan dan perjuangan kita. Cinta itu adalah Cinta hakiki kepada Sang Khalik…

Hanya untuk-Mu rasa Cintaku, Rabb…untukmu ibu, ibu, ibu, ayah yang ada di sana, ketiga pahlawanku, sahabat-sahabat yang teruji kualitasnya, I Love You all so much…!

Wherever… and whenever…

Thanks.