Feeds RSS

Minggu, 14 September 2008

Prakata 'es em u'

Mungkin memang benar, apa kata orang-or ang yang berfatwa begini: “ masa es em u itu adalah salah satu masa yang paling indah”
Perkataan itu tak ingin aku persalahkan. Kalau dulu aku begitu acuhkan segala atribut putih abu_ku, namun kini jiwaku rindukan itu semua.
Putih abu,,,
Kini hanya terdiam dalam lemari kayu warisan ayah. Aku sudah melepasnya. Dan mungkin sebentar lagi aku ganti sandang ragaku dengan jas almamater universitas pilihan Tuhan.
Aku begitu menyesal, sakit, haru, dan sedih jika mengenang masa es em u_ku. Ada secuil asa dan ragu untuk melupakan masa es em u.
Di sekolah, aku temukan banyak kejutan yang begitu *fantastic!!!*. Aku temukan jalinan persahabatan yang begitu melekat. Ada Cha, yang manis, cantik, ndut, tapi pelupa! Ada Vie, yang bulu matanya lentik, doyan ngemil, dan kadang sedikit konyol,hehehe,,,(nggak ding bercanda). Ada Liz, yang udah 3 tahun berturut-turut di es em u sebangku melulu sama aku. Ada Cie, yang matanya sipit mirip mata orang korea, cerewet banggedh dah! Dan ada aku yang biasa dipanggil “ummy”
Kami begitu bersahabat. Lekat. Erat.
Namun kini kami harus jalani proses hidup sukses masing-masing. Kendati pahit. Namun dalam lubuk hatiku kadang masih terbersit tanya, mengapa hati kita terasa begitu lekat disaat mata kita akan terlalu lama untuk tak saling bertatap?
Saat es em u, kadang kutemukan sesak yang mendalam yang tak jarang membuat kita gersang dan ingin sekali berlari mencari kesejukan….di es em u, keceriaan senantiasa iringi kisah remaja kita. Tak hanya ilmu, guru, dan juga makanan (hehehe) yang aku temukan,namun juga aku temukan kejutan cinta. Dan aku begitu binarkan mata ini pada cinta Tuhan. Cinta Tuhan yang tak pernah henti tercurahkan kepadaku dan kita semua disaat kita belajar, menghapal, ujian, menyontek (hehehe) dan disaat-saat kita bermunajat kepada-Nya setelah shalat berjamaah di dalam ruang kedamaian mesjid es em u kita.
Selamat malam para sahabat seperjuangan ……

Pelepasan putih abu
Juni ‘08
Jumat senja,
angin keramasi rambutku yang telah lama kusam
hanya karena rasa yang gelisah, hanya karena muka yang tak boleh malu
Aku di sini menyimak lembayung sejak tadi, hanya untuk penuhi permohonan hati
Aku cantikkan diri, hanya untuk merayu sang Surya yang tampan agar cepat terlelap pulas
menghadap barat,
lalu hilang!
Kurasa kau begitu lambat pulang hari ini
Kau berjalan penuh alun dan terseok,
Padahal rumahmu hanya satu langkah dari diammu
Apa kau ingin permainkan waktu?
Kau ingin melihatku lama berdiri dalam penantian?
Ku coba hiasi senja ini dengan aksesoris dan gaun malam yang menawan,
Agar kau pun terayu akan kehidupan malam
K uharap agar kau secepatnya redupkan cakrawala jingga
Surya,
Maaf jika kini beta tega mengusirmu,
Bukannya apa-apa,
Namun tak lebih karena hari esok adalah separuh nyawaku



Menanti dewi malam
13 Juni 2008

BIG

BIG
Menatapku dengan apa adanya
Tersentuh sebuah cermin di depanku
Ternyata aku telah salah kira,
Aku kini tak seperti dulu
*surprise!!!*
Tertatih di depan pemantul raga
Bukan lagi dengan tatapan kosong
*----------*

Lantas aku mengukur pinggangku yang kian melebar
pipiku kian membantal

!!!
Ternyata tak salah apa kata mereka,
Pantas saja alpa menyapaku