Feeds RSS

Kamis, 20 Agustus 2009

!!!!!____Sesuatu Yang Baik____

Ada sebuah kisah kerajaan, dimana Sang Raja dan penasihatnya selalu jalan berdampingan. Mereka hidup dengan kedamaian.

Suatu hari, Sang Raja akan peergi berburu ke sebuah hutan, dia bertanya, “ apaka ini akan baik?”, si penasihat menjawab, “ itu adalah sesuatu yang baik”.

Kemudian Sang Raja memerintah, “ ambilkan saya pistol!”. “ baik Tuan, itu sesuatu yang baik.” Timpas penasihat.

Namun tiba-tiba kajadian yang memilukan terjadi, si penasihat tidak tahu kalau dalam pistol itu ada pelurunya. Maka ketika Raja membersihkan pelatuknya, “DOORRRR!!”, peluru meletus keluar dari selongsong senjata berbahaya itu dan menyebabkan Sang Raja kehilanagn ibu jarinya. Ibu jarinya putus!

Si raja murka dan meminta pertanggungjawaban kepada si penasihat tindakan cerobohnya. Namun dengan tenang, penasiat menjawab, “ itu sesuatu yang baik”. Raja malah semakin murka dan mengurung penasihatnya dalam penjara bawah tanah.

Satu tahun berlalu….

Mereka terpisahkan oleh tempat. Sang raja yang hobi berburu kembali menyalurkan hobinya.kali ini dia berburu ke hutan yang aneh! Di tengah utanSang Raja didatangai oleh sekelompok KANIBAL.

Raja pun tidak bisa melawan, karena dia hanya seorang diri berangkat dari singgasananya. Raja diikat dengan tali dan hendak dimakan!. Ketika diteliti, si Kanibal mengetahui kalau Raja itu tidak utuh, karena ibu jarinya hilang. Denagn memegang aturan, mereka tak untuk memakan manusia yang tak utuh! Maka Raja pun bebas.

Dia pun pulang dan menangis, terutama menyesal atas tindakannya memenjarakan teman baiknya.

“Mungkin ini hikmah dari kata-kata yang pernah penasiat ucapkan?!, begitu pikirnya

Dia pun mendatangi penjara bawah tanah tempat penasihatnya di penjara. Dan Raja pun meminta maaf.

Raja: “Maafkan saya telah bersikap bodoh dengan memenjarakanmu”.

Penasihat: “Tak apa-apa, itu sesuatu yang baik….”

Raja: “padahal saya memenjarakanmu di tempat yang kotor ini?!”

Penasihat: “Tuan, jika saya tidak dipenjara, maka saya akan ikut berburu bersaam Tuan dan saya akan ikut ditangkap oleh kanibal itu, lalu saya yang dimakan! Tapi karena saya dipenjara, saya bebas dari itu. makanya saya bersyukur. Itu sesuatu yang baik,,,”

Raja semakin terhenyak dengan penasihatnya.” Betapa bodoh aku sampai memenjarakamu. Maafkan aku. Mulai sekarang aku tak akan membiarkan emosiku membesar,,,”

*dari Saudaraku, Abang Sahid Triambudhi*

Nah, para pembaca yang budiman, apa yang dapat Anda tangkap dari sesingkat cerita di atas?

Cerita ini sungguh membuat saya terhenyak juga, betapa tidak, saya jadi sempat mengingat kisah saya dulu saat saya baru lulus dari es em u. Dulu Pe’Te idamanku adalah UPI di Kota Kembang dengan mengambil Program Studi Sastra Sunda. Aih,,,dulu aku begitu mengharapkannya. Ingin sekali rasanya waktu itu aku mengikuti Program PMDK untuk masuk ke sana. Namun nyatanya sang Ibu tak pernah mendukung aku sedikitpun untuk melanjutkan studi_ku ke luar kota. Padahal jika kita lihat prospek dari Prodi ini, sudah barang tentu lowongan kerja masih lapang. Wong sekarang di berbagai sekolah mulai dari es em pe - es em a dibutuhkan kembali sebagai pelestarian budaya yang semakin terhimpit oleh westernisasi. Huuuhh,,,,aku sempat putus asa waktu itu. Ibuku malah mengijinkan aku untuk hanya melanjutkan studi_ku di kota kelahiranku, Tasikmalaya. Di mana lagi kalau bukan di UNSIL.

Yang kurasa waktu itu,,,,males banget sekolah di sini. ‘Nggak bisa berekspresi !’ pikirku…

Kurang lebih satu bulan setengah aku bisa llulu dengan perkataan sang mama bahwa,

“Nak, kewajiban kamu bukanlah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi ternama,,tapi kewajiban kita adalah melanjutkan tholabul ilmu,,,mungkin ini tang terbaik untukmu,Nak,,pikirkanlah..”

Aku sempat bersikeras untuk tidak mengiya_kan kata-kata itu.

Nangis.

Bad Mood.

Tapi dalam ketidak sukaan itu malah terlintas bahwa ada sesuatu yang lebih wajib aku wujudkan daripada hal itu bahwa; pertama, aku harus temani sang ibu yang kini sendiri karena ayah sudah tiada 10 taunn yang lalu,,kakak-kakakku yang memang berhak bekerja dan kuliah di luar kota, toh mereka semua laki-laki. Kedua, yang mau membiayai aku sekolah itu kan ibuku, bukan aku sendiri, so aku musti nurut.

Ketiga, yaaahh,,,aku mulai berprinsip ‘sekolah dimanapun tergantung kitanya saja,,pokoknya do the best for the future’ nggak usah lihat orang lain kayak gimana,,

Akhirnya, aku nurut juga masuk UNSIL. Bahasa Inggris menjadi prodi pilihanku,,,

………….

Tak terasa sudah hampir satu tahun aku kuliah di sini. Dengan malu, aku akui, “ benar kata ibu, sekolah di sini nyaman juga. Aku suka. Mungkin ini jatah rezekiku. Ternyata apa yang aku butuhkan setidaknya ada di sini.”

Tahun ini pun aku diberi kesempatan untuk ikut nge-ospek adik tingkatku, walaupun aku tak jadi masuk kepengurusan EDSA (English Department Student Association). Hhmm,,,meski menjadi tim absensi, berarti sedikitnya aku dipercaya. Hahaha.

Setelah di survey, ternyata PMB ke UNSIL sekarang susahnyaaaaaa minta ampun! Gelombang1 aja yang nggak keterima nyampe seratusan lebih, banyak calon mahasiswa yang kecewa! Belum lagi tentang pembatasan banyaknya kelas didik, hayoooo….Aku musti banyak bersyukur atas kemudahanku masuk Pe;te ini tahun lalu,,,

Dengan malu, aku akui, “benar kata ibu,,,,benar, aku harus selalu patuh dengan apa yang ibu katakan, mama I Love You Full ! ^_^”.

Persis mungkin dengan cerita di atas, intinya sesungguhnya Allah memberikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan. Boleh jadi apa yang kita sukai, itu tidak Alloh sukai, dan boleh jadi sebaliknya.

Alloh Loves me, Alloh Loves you, us, we all.

Let it flow, and do the best for the future,,,! SEMANGAT !!!!

0 komentar: